Peserta didik merupakan komponen utama dalam
pendidikan yang berpengaruh terhadap proses berjalannya suatu pendidikan. Dalam
kehidupan ini peserta didik lebih terarah untuk mengembangkan potensi yang
dimiliki sejak ia lahir. Hakikatnya ia terlahir di dunia ini dengan berbagai
potensi yang tidak diketahuinya. Dengan demikian diperlukaanya suatu proses
pengembangan pesertadidik untuk mengembangkan potensi yang terpendam.
Sebenarnya peserta didik memiliki banyak potensi
tetapi dalam kenyataannya hanya beberapa diantaranya yang menojol, mungkin jika
harus mengembangkan semua potesi yang dimiliki dirasa sangat sulit untuk
seorang peserta didik bahkan pendidik pun akan merasa kesulitan dalam hal ini.
Banyak yang beranggapan bahwa potensi yang dimiliki peserta didik maupun yang
tidak dimiliki itu merupakan takdir yang sudah ditentukan. Padaal jika dilihat
dari segi penalaran mngkin hal ini sangatlah salah coba saja kita pikirkan
setiap orang mampu membaca, berbicara atau linguistic, logika, berhitung dan
atletik ini merupakan suatu potensi atau bakat namun didalam kehidupannya hanya
salah satu saja yang menonojol,bila ada yang mempunyai dua atau lebih potensi yang menonjol hal ini
termasuk kecerdasan ganda.
Tapi pada dasarnya manusia mempunyai berbagai
potensi atau kecerdasan, hanya saja perlu pengembangan yang khusus agar potensi
ini mampu berkembang unutk menopang kehidupan peserta didik kelak. Kurangnya
perhatian dari orang tua, lingkungan
ataupun orang dekat dapat mempengaruhi berkembangnya potensi ini jadi
haruslah ada proses yang membimbing atau mengarahkan peserta didik untuk mengembangkan
atau memunculkan potensi maupun kecerdasan yang dimiliki.
1. Kurangnya
kesadaran terhadap potensi atau kecerdasan
2. Masalah
yang dihadapi akibat minimnya proses pengembangan peserta didik.
3. Proses
yang harus dilakukan untuk menumbuhkan minat dan bakat peserta didik
1. Agar
peserta didik lebih optimal dalam mengembangkan potensinya
2. Menumbuhkan
minat peserta didik
3. Mempertajam
potensi peseta didik
2
Peserta didik muncul karena adanya pendidikan,
menurut Undang Undang RI nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional
yang mengartikan peserta didik sebagai anggota masyarakat yang berusaha
mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada
jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Pada dasarnya pesrta didik merupakan
manusia yang haus akan ilmu namun hal ini tidak disadari oleh peserta didik
sehingga minat untuk melakukan proses belajar maupun proses pendidikan agak
dikesampingkan.
Peserta didik dapat dikatakan sebagai pembangun
Negara dan bangsa ini ataupun penerus cita-cita para leluhur. Pada hakikatnya
peserta didik juga membutuhkan seorang pembimbing maupun pendidik yang sering
disebut guru yang bertugas untuk mngawasi atau mengarahkan peserta didik kepada
potensinya.
Tidak hanya hakikat peserta didik disini akan
dijelaskan juga mengenai hakikat pertumbuhan peserta didik pertumbuhan adalah
perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi
fisik yang berlangsung secara normal pada anak yang sehat dalam waktu yang
normal jadi dalam pertumbuhan ini ada perubahan fisik seperti bertambahnya
ukuran tubuh. Pengertian pertumbuhan menurut paraahli yang telah dirangkum oleh
Drs. H. M. Arifin, M. Ed, bahawa petumbuhan diartikan sebagai suatu penambahan
dalam ukuran bentuk , berat atau ukuran dimensif tubuh serta bagian bagiannya
Pada masa sekarang ini masalah yang dihadapi oleh
peserta didik antara lain kurangnya perhatian,kesadaran, biaya pendidikan,
infrastruktur ataupun materi yang tidak merata disetiap daerah sehingga
kemampuan peserta didik tiap daerah berbeda. Pengembangan peserta didik yang
kurang mumpuni juga menjadi faktor kegagalan dalam pendidikan dimana peserta
didik tidak mampu mengembangkan potensinya sehingga menjadi masalah dalam
kehidupannya, karena potensi yang dimiliki nantinya akan menjadi tumpuan
dimayarakat tidak dapat diterepakan. Kemudian faktor ekonomi yang mengharuskan
peserta didik putus sekolah atau memilih bekerja dari pada sekolah mirisnya
lagi hal ini dialami oleh anak anak kecil yang sering kita jumpai entah sebagai
pengemis, pengamen maupun buruh, mereka melakukan ini karena tuntutan ekonomi
yang menharuskan mencari uang demi kebutuhan pokok mereka.
Perhatian yang kurang dari pemerintah, masyarakat,
lingkungan maupun keluarga kendala berikutnya yang harus diselesaikan karena
tanpa campur tangan dari mereka pendidikan tidak akan berjalan
lancar,diharapkan mereka bisa kompak dalam masalah pendidikan ini karena ini
semua juga demi kepentingan bersama contohnya saja masalah sengketa lahan kerap
sekali peserta didik menjadi korban sengketa lahan yang didasari tanpa ijin
sehingga disegel dan mengharuskan peserta didik untuk menghentikan kegiatan belajar.
Yang mempengaruhi perkembangan antara lain yaitu
faktor genetik atau keturunan sebagai perbedaan idividu.aspek yang mempengaruhi
factor genetic menurut santok (1992) banyak aspek yang mempengaruhi faktor
genetik kecerdasan dan tempramen merupakan aspek aspek yang paling banyak
ditelaah yang dalam perkembangannya dipengaruhi oleh keturunan.
a. Kecerdasan
Arthur Jensen (1996) mengemukakan pendapatnya bahwa
kecerdasan itu diwariskan atau diturunkan. Ia juga mengemukakan bahwa
lingkingan dan budaya hanya mempunyai peranan minimal dalam kecerdasan.
b. Tempramen
Tempramen adalah gaya perilaku karakteristik
individu dalam merespons. Ahli-ahli perkembangan sangat tertarik mengenai
tempramen bayi. Sebagian bayi sangat aktif menggerak gerakkan tngan, kaki, dan
mulutnya dengan gesitnya dan sebagian kagi lebih bereaksi tenang, sebagian anak
menjelajahi lingkungannya dengan giat pada waktu yang lama dan sebagian lagi
tidak demikian.
c. Interaksi
Keturunan Dan Lingkungan Dalam Pekembangan
Keturunan dan lingkungan berjalan bersama atau
bekerja sama dalam menghasilkan individu yang cerdas,mempunyai tempramen tinggi
dan berat badan, minat yang khas.
Untuk menentukan proses kita harus mengetahui apa
motivasi itu sendiri secara umum motivasi ialah suatu rasa atau kegiatan yang
mendukung seseorang untuk melakukansesutau sesuai dengan apa yang ia ingin kan,
secara alami seseorang itu tergerak sendiri karena kesadarannya akan hal yang
ingin ia capai. Jadi dalam suatu
pendidikan yang namanya motivasi ini sangat penting untuk meningkatakan minat
peserta didik dalam mengikuti kegiatan belajar sehingga mereka merasa nyaman dalam
belajar. Biasanya kenyamanan dalam belajar ini terjadi karena adanya kesadaran
dari peserta didik bukan karena paksaan dari orang tua maupun guru melainkan
dorongan dari diri sendiri atau motivasi tadi.
Menurut Pupuh Fathurrohman dan M. Sorby Sutikno (2010)
bahwa motivasi dapat dibagi dua, Pertama motivasi intrinsik, yaitu motivasi
yang timbul dari dalam diri peserta didik tanpa ada paksaan dari dorongan orang
lain. Kedua motivasi ekstrinsik, yaitu motivasi yang timbul sebagai akibat
pengaruh dari luar peserta didik. Hal ini bisa timbul karena ajakan, suruhan,
atau paksaan dari orang lain (pendidik) sehingga dengan keadaan tersebut
peserta didik mau melakukan sesuatu atau belajar. Jika dika ji ulang munglin
motivasi intrinsic ini lebih bagus diterapkan karena sifatnya yang timbul dar diri sendiri tanpa ada paksaan
dari luar dirinya.
Adapun fungsi dari motivasi menurut
oemar hamalik (2002) sebagai berikut:
1. Mendorong manusia untuk berbuat
(sebagai penggerak) yang merupakan langkah penggerak dari setiap kegiatan.
2. Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak
dicapai sehingga dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan
sesuai dengan rumusan tujuannya.
3. Menyeleksi perbuatan, yakni
menetukan perbuatan-perbuatan yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai
tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi
tujuan tersebut.
Proses yang baik maka hasilnya akan baik juga dimana
setiap kegiatan yang didasarkan pada suatu proses yang telah matang dan telah
teruji hasinya akan memuaskan, demikian pula dengan pendidikam jika dalam
pelaksanaan pendidika antara peserta didik dengan guru bisa bekerja sama dengan
baik maka kelak hasil yang didapat pun tidak akan sia sia. Adapun proses atau
setrtegi yang akan diterapkan menurut Pupuh Fathurohman dan M. Sobry Suntikno
(2010) menyatakan ada beberapa strategi untuk menumbuhkan motivasi belajar
peserta didik, yaitu:
1. Menjelaskan tujuan belajar ke
peserta didik
Pada permulaan belajar mengajar, terlebih dahulu
seorang guru menjelaskan tentang tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran
kepada siswa. Makin jelas tujuan yang akan dicapai peserta didik maka makin
besar juga motivasi dalam melaksanakan kegiatan belajar.
2. Memberikan hadiah (reward)
Memberikan hadiah kepada peserta didik yang
berprestasi. Hal ini akan memacu semangat peserta didik untuk bisa belajar
lebih giat lagi. Di samping itu, peserta didik yang belum berprestasi akan
termotivasi untuk bisa mengejar peserta didik yang berprestasi.
3. Memunculkan saingan atau kompetensi
Guru berusaha mengadakan persaingan di antara
peserta didik untuk meningkatkan prestasi belajarnya, dan berusaha memperbaiki
hasil prestasi yang telah dicapai sebelumnya.
4. Memberikan pujian
Memberikan pujian atau penghargaan kepada peserta
didik yang berprestasi sudah sepantasnya dilakukan oleh guru yang bersifat
membangun.
5. Memberikan hukuman
Hukuman diberikan kepada siswa yang berbuat
kesalahan saat proses belajar mengajar. Hukuman ini diberikan dengan harapan
agar peserta didik tersebut mau mengubah diri dan beruaha memacu motivasi
belajarnya.
6. Dorongan kepada peserta didik untuk
belajar
Kegiatan yang dilakukan guru adalah memberikan
perhatian maksimal kepada peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung.
7. Membentuk kebiasaan belajar yang baik
Guru menanamkan pembiasaan belajar yang baik dengan
disiplin yang terarah sehingga peserta didik dapat belajar dengan suasana yang
kondusif
.
8. Membantu kesulitan belajar peserta
didik, baik secara individual maupun komunal (kelompok)
9. Menggunakan metode yang bervariasi
Dalam pembelajaran, metode konvensional harus sudah
ditinggalkan guru karena peserta didik memiliki karakteristik yang berbeda
sehingga dibutuhkan metode yang tepat/bervariasi dalam memberdayakan kompetensi
peserta didik.
10. Menggunakan
media yang baika serta harus sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Penggunaan media yang tepat sangat
membantu dan memotivasi peserta didik dalam memaknai pembelajaran sesuai tujuan
pembelajaran yang hendak dicapai. Adanya media yang tepat akan mampu memediasi
eserta didik yang memiliki kemampuan indera yang tidak sama, baik pendengaran
maupun penglihatannya, demikianjuga kemampuan berbicaranya. Dengan variasi
penggunaan media, kelemahan indera yang dimiliki peserta didik dan dapat
memberika stimulus terhadap indera peserta didik
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa dalam
dunia pendidikan khususnya pada pengembangan peserta didik sangat perlu
perhatian khusus baik dari pemerintah, guru, orang tua maupun lingkungan.
Karena disini yang menjadi tokoh utama adalah peserta didik maka peserta didik
harus mendapatkan perhatian lebih terutama pada meteri yang harus sesuai dengan
kemampuan peserta didik dan mediasi yang mendukung untuk kreatifitas peserta
didik.
Adapun guru
bertugas sebagai pengarah dan pengawas. Biarkan peserta didik melakukan
kegiatan belajar sesuai dengan keinginannya atau berdasarkan dorongan atau
minat yang timbul dari dalam dirinya bukan karena paksaan dari siapapun, karena
biasanya apappun yang dipaksaakan hasil akhirnya sangat mengecewakan.
Untuk kesejahteraan masyarakat pun akan terjamin
apabila suatu pendidikan bisa dijamah oleh golongan yang tidak mampu demi mengurangi
angka kemiskinan, pengemis, pengamen karena dengan bekal pendidikan yang
sepadan kelak kesejahteraan masyarakat akan lebih termin.
Helen. 2009/2010. Hakikat pertumbuhan dan
perkembangan peserta didik. Dalam http:// ebookbrowse.com/hakikat
pertumbuhan dan perkembangan peserta didik.